Peserta Didik SMK Kehutanan Negeri Kadipaten mempresentasikan hasil inventarisasi flora di hadapan pembimbing dan rekan-rekannya. Presentasi ini menampilkan analisis data keanekaragaman hayati, dominasi spesies, dan potensi hutan yang dikumpulkan selama kegiatan PKL di BPLHK Rumpin, Bogor.
Bogor, 28 Februari 2025 – Sebanyak 103 siswa kelas XI SMK Kehutanan Negeri Kadipaten telah menyelesaikan Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Balai Pelatihan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPLHK) Rumpin, Bogor. Kegiatan yang berlangsung dari 30 Januari hingga 28 Februari 2025 ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan, khususnya life skill, guna mempersiapkan mereka menghadapi persaingan dunia kerja.

Role play penyuluhan bersama Kelompok Tani Hutan (KTH) Desa Rumpin. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih kemampuan komunikasi dan penyampaian materi konservasi hutan kepada masyarakat, sebagai bagian dari program pemberdayaan masyarakat di BPLHK Rumpin, Bogor.
Zuljalal Aziz, S.Hut., M.Pd, Kepala SMK Kehutanan Negeri Kadipaten, menegaskan pentingnya program ini bagi pengembangan siswa. “Selama satu bulan, mereka ditempa untuk meningkatkan kompetensi, baik dalam pengetahuan, sikap, maupun keterampilan, dengan fokus pada life skill agar mampu bersaing di tengah persaingan dunia kerja yang semakin ketat,” ujarnya.
Suherdi, S.Hut., M.Si., Kepala Sub Bagian Tata Usaha (KSBTU) SMKKN Kadipaten, menambahkan bahwa prinsip pendidikan SMK, yaitu link and match, dual education system, dan teaching factory, harus diupayakan selama PKL. “Ini bukan sekadar normatif, tapi harus sungguh-sungguh diwujudkan,” tegasnya.

Peserta didik dan pembimbing bersama-sama membuat plot lingkaran sebagai area sampling dalam inventarisasi flora. Plot ini digunakan untuk mengumpulkan data tumbuhan tingkat pohon, tiang, pancang, dan semai, yang menjadi dasar analisis keanekaragaman hayati hutan.
Henny Wahyuti, S.Hut, selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kerja Sama dan Hubungan Industri, menyatakan bahwa kedisiplinan siswa terus diupayakan agar sejalan dengan tujuan pendidikan SMK. “Kuncinya adalah konsistensi. Materi yang mereka pelajari juga dipandu oleh tenaga pengajar profesional dari Widyaiswara,” jelasnya.
Darwanto, S.P., salah satu pendamping dan Pembina Eksternal PKL, mengungkapkan bahwa mendampingi siswa remaja memerlukan seni pembinaan pedagogik yang unik. “Kami harus mampu menyeimbangkan antara kontrol, kepercayaan, kemandirian, serta pembinaan mental dan akademik. BPLHK Rumpin memiliki pengalaman yang baik dalam hal ini, dan kolaborasi dengan sekolah menjadi kunci keberhasilan,” ujarnya.

Peserta didik SMK Kehutanan Negeri Kadipaten sedang mempraktikkan penggunaan GPS dan aplikasi Avenza Map untuk pengambilan titik koordinat di kawasan hutan KHDTK Bogor. Kegiatan ini merupakan bagian dari materi Inventarisasi Geofisik yang bertujuan meningkatkan kemampuan teknis siswa dalam pengelolaan hutan.
Salah seorang peserta PKL, M. Aariq Mubarak, mengaku merasakan perbedaan signifikan antara pembelajaran di sekolah dan di lapangan. “Berbeda dengan di sekolah yang setiap hari belajar hingga enam mata pelajaran, di sini lebih banyak praktik, sehingga materi lebih tuntas dipelajari dan diserap,” ungkapnya.
Cut Syahidataini, peserta didik lainnya, juga mengaku sangat menikmati pengalaman PKL di BPLHK Rumpin. “Saya sangat betah selama PKL di sini dan berharap bisa mengikuti kegiatan serupa dalam waktu dekat,” tuturnya.
Program PKL ini diharapkan tidak hanya memberikan pengalaman praktis bagi siswa, tetapi juga memperkuat kolaborasi antara SMK Kehutanan Negeri Kadipaten dengan BPLHK Rumpin dalam menyiapkan generasi muda yang kompeten dan siap menghadapi tantangan dunia kerja.
—
Kaleidoskop Kegiatan PKL Kelas XI SMK Kehutanan Negeri Kadipaten di BPLHK Rumpin
Bogor, 31 Januari 2025
Hari pertama PKL dimulai dengan materi Inventarisasi Hutan. Siswa mempelajari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), entry data non-spasial, dan pengambilan titik koordinat. Pemateri, Ricca Rohani Hutauruk, memberikan penjelasan mendalam tentang pentingnya akurasi data dalam inventarisasi hutan.
Bogor, 1 Februari 2025
Kegiatan hari Sabtu difokuskan pada pembersihan area demplot di BPLHK Bogor. Siswa dibagi menjadi dua kelompok dan dibimbing oleh Pak Rully untuk membersihkan area demplot secara sistematis.
Bogor, 2 Februari 2025
Kelompok kedua melanjutkan pembersihan demplot, yang terbagi menjadi tiga lokasi: demplot kupu-kupu, tanaman obat, dan persemaian. Kegiatan ini melatih siswa dalam manajemen lingkungan dan kerja tim.
Bogor, 3 Februari 2025
Siswa mendapatkan materi Inventarisasi Geofisik, yang mencakup teori dan praktik lapangan. Mereka menggunakan aplikasi Avenza Map untuk navigasi dan alat seperti soil meter, clinometer, dan GPS. Hasilnya, siswa mampu memahami kondisi fisik hutan di KHDTK Bogor.
Bogor, 4 Februari 2025
Materi Inventarisasi Hutan Nasional V 2.0 diperkenalkan. Siswa dibagi menjadi empat kelompok untuk mengumpulkan data serasah, tumbuhan bawah, regenerasi, karbon tanah, dan lainnya. Alat seperti GPS, clip plot, dan roll meter digunakan, sementara soft skill seperti kerja sama tim dan akurasi data ditekankan.
Bogor, 7 Februari 2025
Siswa mempelajari Inventarisasi Flora menggunakan metode plot lingkaran. Data yang dikumpulkan meliputi tumbuhan tingkat pohon, tiang, pancang, dan semai. Mereka juga menggunakan aplikasi identifikasi tanaman untuk meningkatkan pemahaman tentang keanekaragaman hayati.
Bogor, 8-9 Februari 2025
Kegiatan pembersihan demplot fauna dilanjutkan oleh kelompok 1 dan 2. Siswa membersihkan semak-semak belukar dan mengumpulkan sampah organik di sekitar demplot.
Bogor, 10-11 Februari 2025
Materi Inventarisasi Sosial, Ekonomi, dan Budaya dilaksanakan selama dua hari. Siswa dibagi menjadi tiga kelompok untuk mengumpulkan data sekunder, melakukan wawancara dengan KTH Lebak Sawo, dan menerapkan metode Participatory Rural Appraisal (PRA). Hasilnya, siswa memahami potensi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat sekitar hutan.
Bogor, 12 Februari 2025
Siswa mempelajari Pengukuran dan Pemetaan Hutan, dimulai dengan materi P3K dan entry data non-spasial. Mereka juga mempraktikkan penggunaan Excel untuk mengolah data perubahan KHDTK dari tahun 1988 hingga 2021.
Bogor, 13 Februari 2025
Materi Pembuatan Trayek Batas menggunakan Software ArcGIS diperkenalkan. Trayek batas ini menjadi acuan untuk pengambilan titik koordinat di lapangan.
Bogor, 14-16 Februari 2025
Siswa melakukan pengambilan titik koordinat di lapangan menggunakan GPS Garmin dan aplikasi Locus GIS. Kegiatan ini dilanjutkan dengan pembersihan area demplot oleh kelompok 1 dan 2.
Bogor, 18 Februari 2025
Siswa menentukan enclave (area di dalam kawasan hutan yang tidak difungsikan sebagai hutan) dan melakukan pengambilan titik koordinat enclave.
Bogor, 20 Februari 2025
Data koordinat dipindahkan ke laptop dan diolah menggunakan Software ArcGIS untuk menghasilkan peta kawasan hutan dan peta enclave.Bogor, 21 Februari 2025Siswa mempelajari Muatan Lokal di Persemaian Rumpin, mulai dari produksi bibit hingga distribusi. Mereka juga mempersiapkan kegiatan penanaman dalam rangka Hari Bakti Rimbawan.Bogor, 23 Februari 2025Persiapan penanaman dilanjutkan dengan pembuatan 200 lubang tanam. Siswa diajarkan pentingnya kerja sama dan komunikasi dalam mencapai tujuan bersama.
Bogor, 24-25 Februari 2025
Materi terakhir adalah Pemberdayaan Masyarakat. Siswa mempelajari teori komunikasi, menyiapkan media penyuluhan, dan melakukan praktik penyuluhan kepada KTH Lebak Sawo.
Bogor, 26 Februari 2025
Siswa menyusun laporan hasil PKL dan mengikuti acara tarhib Ramadhan dengan pemateri dari Palestina. Mereka juga diajak memahami kondisi terkini di Palestina melalui video dan diskusi.
Bogor, 27 Februari 2025
PKL ditutup dengan presentasi hasil kegiatan oleh siswa. Mereka memaparkan temuan dan pembelajaran selama sebulan, menunjukkan peningkatan kompetensi baik dalam hard skill maupun soft skill.
Leave a Reply